Keuskupan Agung Jakarta dan PGI Imbau Jemaat Hindari Kerumunan Natal

SOROT : Gerakan 3M
Menjelang akhir tahun, kasus Covid-19 dalam Indonesia terus bertambah. Penambahan pasien menyebabkan tingkat keterisian atau okupansi rumah sakit rujukan pasien corona mencapai 80% dalam berbagai daerah. Kondisi ini melahirkan Sekjen Keuskupan Agung Jakarta Romo Vincentius Adi Prasojo menganjurkan umat Katolik bagi tidak berpergian atau mudik menjelang libur Natal maka Tahun Baru. "Menganjurkan jemaat bagi tidak berpergian, tidak mudik, tetap dalam rumah, silahturahmi Natal dalam antara keluarga. Tetap dalam rumah, kalau perlu online saja," kata Romo Vincentius Adi Prasojo terdalam diskusi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam Graha BNPB, Jakarta, Senin (21/12).
Romo Adi mengatakan gereja turut melakukan penyesuaian dempet tengah pandemi. Salah satu bentuk penyesuaian merupakan sama beserta Katedral Jakarta menyederhbocahan reaksi maka memendekkan waktu pelaksanaan ibadah dari dua jam memerankan satu jam.
Katedral agak mengurangi jumlah jemaat yang bersetuju gereja sama dengan 20% dari kapasitas. Jemaat ini pun layak melakukan pendaftaran secara daring terlebih dahulu.Pada kepernahan yang sama, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) pendeta Jackley Frits Manuputty agak mengimbau gereja-gereja dan jemaat menurut menghindari kerumunan dan menjalankan ibadah natal secara virtual. Namun, jika ibadah terpaksa dilakukan secara offline, dia meminta gereja menurut berkoordinasi bersama Satgas Covid-19 antara wilayahnya dan menerapkan protokol kesehatan. Dia mengingatkan penerapan protokol kesehatan perlu diterapkan, tidak emosi dari kapasitas ummat, persiapan ruang ibadah, penyederhanaan nyanyian, hingga pengelolaan tata ruang. “Kami agak sudah mengeluarkan protokol kesehatan dan panduan laksana ini jauh hari sebelumnya,” kata Jackley.
Direktur Medik Rumah Sakit PGI Cikini Inolyn Panjaitan menyebutkan rumah linu Cikini bagai khilaf satu rumah linu rujukan pasien Covid-19, kapasitasnya telah penuh. Karena itu, RS PGI Cikini pun mendorong agar umat kristiani menghindari kerumunan paling dalam perayaan natal. Inolyn mengingatkan risiko muncul klaster penyebaran Covid-19 dekat keluarga jika merayakan natal beramai-ramai bersama tidak melakukan protokol kesehatan bersama ketat.Dia menyarankan agar menghindari makan bersama minum bersama keluarga atau jamuan Natal, karena saat itu masker buat dibuka bersama meningkatkan risiko paparan Covid-19. "Pada zaman pandemi sebagai ini kasus pun semakin agung, kalau boleh kumpul keluarga itu sangat diminimalisir. Mungkin online saja, atau kalau memang kumpul keluarga, semua pakai masker, tetap menjaga jarak bersama mencuci tangan," kaperdebatan.Berkaca ketimbang libur bujur sebelumnya, keluarga selaku kluster utama terhadap tingginya penularan Covid-19. Sejak libur bujur atas Oktober terus, Inolyn melihat peningkatan kasus Covid-19.
Dari penelitian terakhir, virus Covid-19 saat ini semakin mudah menyebar. Sesampai-sampai, bermakna sekali masyarakat menjumpai mendisiplinkan orang terhadap protokol kesehatan, serta menahan orang menjumpai bepergian. “Saat ini, belum liburan saja kapasitas rumah pedih sudah penuh. Bagaimana nanti saat liburan? Saya mohon kepada seluruh pihak menjumpai hadapan rumah saja,” ujarnya.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona atas menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjenjangi kerumunan. Klik di sini menurut info selengkapnya. #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan